1. Elang Laut Punggung Hitam (Thalassarche melanophrys)
Malang
benar nasib elang laut punggung hitam. Populasinya terus menyusut
karena terjaring secara tak sengaja oleh mata pancing nelayan. Ia pun
sering ditemukan mati akibat pemakaian pukat penangkap ikan. Pada tahun
2002 populasinya tinggal 3 juta ekor. Sejak itu, ia mulai masuk dalam
kategori hewan yang dilindungi.
Elang
laut punggung hitam mengandalkan binatang air berkulit keras seperti
kepiting dan udang sebagai pengisi perut. Ia juga menyukai ikan dan
cumi-cumi. Kalau sedang sulit mencari mangsa, bangkai dan sampah pun
disantapnya.
2. Bunga Bangkai (Rafflesia arnoldi)
Ditemukan
oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company di Sumatera dan
Jawa) dan Dr. Joseph Arnord, seorang naturalis yang mengadakan
ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut
diabadikan menjadi nama latin bungan ini oleh Robert Brown.
3. Jalak Bali (Lencopsar rothcshildi)
Jalak
Bali termasuk burung yang paling diminati di pasar gelap. Ketiadaannya
di alam bebas membuat harga burung yang dikenal dengan nama Bali
Starling ini melonjak tinggi. Kabarnya, seekor Jalak Bali dihargai tidak
kurang dari Rp. 15 juta. Kendati sudah ada hukum yang menjerat pelaku
perburuan Jalak Bali, burung ini tetap saja berada dalam kondisi yang
terancam.
Di
tahun 2001, menurut laporan access Bali online, hanya ada tujuh ekor
burung Jalak Bali yang hidup bebas di Taman Nasional Bali Barat.
Sementara itu, 230 ekor lainnya hidup di dalam kandang pembiakan di
Amerika Utara. Inggris malah berhasil memelihara 520 ekor Jalak Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar